Pusat Penelitian Pedesaan dan Pengembangan Daerah

Loading

Archives April 2024

Kick Off Program New Desa BRILiaN 2024

Surakarta, 22 April 2024, Pusat Penelitian Pedesaan dan Pengembangan Daerah (Puslitdesbangda) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Surakarta akan menyelenggarakan kegiatan ‘Kick off Program New Desa BRILiaN 2024’. Kegiatan ini merupakan acara opening daripada pelaksanaan Program New Desa BRILiaN Tahun 2024. Program ini adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat desa oleh PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk yang bekerjasama dengan PUSLITDESBANGDA LPPM UNS.

Dengan mengusung tema “Pengembangan Desa melalui Kepemimpinan Kolaboratif di Era Digital” diharapkan program ini mampu meningkatkan kapasitas masyarakat desa yang terdiri dari unsur perangkat desa, BUMDes, Pelaku Usaha, Tokoh Masyarakat Desa dan Pendamping Desa untuk menjadikan desa menjadi Mandiri, Inovatif, Terdigitalisasi dan Berkelanjutan.

Kegiatan ini akan dihadiri oleh berbagai unsur dan pihak-pihak yang memiliki peranan strategis di dalam pembangunan desa yang unggul, maju dan berkelanjutan. Turut hadir diantaranya, Plt. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr. Chatarina Muliana, SH.,SE.,MH. Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Ibu Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si. Kepala Divisi Social Entrepreneurship dan Incubation PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk, Ibu Evi Sulistyowati. Kepala Desa Bansari Temanggung sebagai Pemenang Desa Brilian 2023, Bapak Herlan. Kepala Pusat Penelitian Pedesaan dan Pengembangan Daerah (PUSLITDESBANGDA) LPPM UNS, Bapak Dr. Muhammad Hendri Nuryadi, M.Sc.

Kegiatan akan dilaksanakan secara Hybrid melalui kanal zoom dan youtube serta studio Program Studi PKn FKIP UNS. Pelaksanaan akan dilakukan pada hari senin, 22 April 2024, pukul 09.00 WIB. Dengan peserta masyarakat desa dari seluruh Indonesia wilayah Sumatera, Kalimanta dan Sulawesi dengan jumlah 473 Desa.

Fasilitasi Pelindungan Kekayaan Intelektual di Kota Mataram

Berembe Kabar Mataram!! Fasilitasi pelindungan KI tahun ini bakal hadir di Mataram!

Kegiatan Fasilitasi Pelindungan Kekayaan Intelektual diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Kekayaan Intelektual Industri Kreatif Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Pusat Penelitian Pedesaan dan Pengembangan Daerah, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Sebelas Maret.

Khusus buat pelaku usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Mataram dan sekitarnya yang punya usaha tapi belum punya Sertifikat Kekayaan Intelektual (KI) usaha kamu yuk gabung pada kegiatan Fasilitasi Pelindungan Kekayaan Intelektual di Kota Mataram

Kamu berkesempatan konsultasi usaha kamu dengan narasumber ahli Kekayaan Intelektual dan juga berkesempatan untuk menerima fasilitasi pendaftaran kekayaan intelektual kamu loh !

GRATIS!! βœ…βœ…
Gercep, kuota terbatas !!

Yuk Sob, ajak temen kamu yang juga pelaku usaha UMK untuk daftar ke acara ini :

πŸ”— https://motce.id/fpki-ntb
πŸ—“οΈ 25 Maret 2024
πŸ“Prime Park Hotel and Convention Lombok

Go Register Your IP!

DaftarKI

Wonderfulndonesia

kekayaanintelektual

WORKSHOP FORUM TEKSTIL BERKELANJUTAN

Pusat Penelitian Pedesaan dan Pengembangan Daerah (PUSLITDESBANGDA) LPPM UNS menyelenggarakan workshop forum tekstil berkelanjutan. Bekerjasama dengan Perserikatan BUMDesa Indonesia dan organisasi Solidaridad Indonesia, puslitdesbangda merumuskan kebutuhan penguatan dan pendampingan kluster desa tekstil di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Bertempat di Ruang Sidang LPPM Universitas Sebelas Maret, workshop menghadirkan Narasumber dari Akademi/Pakar di bidang industri tekstil batik dari fakultas seni rupa dan desain Bapak Darwoto, S.Sn, M.Sn. serta perwakilan dari Bank Negara Indonesia (BNI). Di akhir diskusi dirumuskan beberapa poin rekomendasi yaitu: (1) penguatan dan pendampingan tidak hanya sebatas pada modal sosial, ekonomi dan budaya, tetapi juga harus bergeser pada modal simbolis. Dimana modal simbolis lebih adaptif terhadap perubahan-perubahan, seperti: penguatan teknologi dan digital marketing. Sementara penguatan aspek non produksi diarahkan pada penguatan digitalisasi skill para penggiat batik, seperti : konten kreator dll. (2) penguatan dan pendampingan desa harus berbasis kolaborasi pentahelix, yang melibatkan unsur masyarakat, swasta, pemerintah dan pakar/akademisi. (3) penguatan dan pendampingan desa tekstil perlu didukung oleh kebijakan Pemerintah yang mendukung pengembangan desa tekstil yang berkelanjutan.